Sebelum salat tarawih dimulai, jamaah salat isya lebih dulu kemudian mendengarkan ceramah dari KH Nasaruddin Umar. Dok. Istimewa Muazin (12/3).
InfoInvestigasi, Jakarta - Jemaah memadati Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat di hari pertama salat tarawih Ramadan 1445 Hijriah. Tiga lantai dibuka untuk menggelar sala tarawih hari ini. Senin (11/3), sudah berdatangan di Masjid Istiqlal sekitar pukul 18.30 WIB. Mereka datang dari berbagai wilayah, bahkan ada dari luar Jakarta.
Setelah mengambil wudhu, mereka mengisi saf untuk salat. Jemaah memadati tiga lantai Masjid Istiqlal yang dibuka.
Sebelum salat tarawih dimulai, jamaah salat isya lebih dulu kemudian mendengarkan ceramah dari KH Nasaruddin Umar. Para jamaah juga diperdengarkan lantunan ayat Alquran yang dibawakan Mastia Lestaluhu.
Dalam khotbahnya, KH Nasaruddin mengatakan jika Ramadan berarti membakar hangus dosa-dosa. Katanya, inilah yang membuat umat terdahulu ingin sekali menjadi umat Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, imam besar Masjid Istiqlal ini menyebut puasa atau asyiam berarti al-imsak, artinya menjinakkan, membatasi, membuat jarak. Dia menjelaskan, puasa dalam kitab kuning, dalam Al-Quran dan hadits berarti menahan diri tidak makan, tidak minum, tidak berhubungan suami istri, apalagi bukan suami istri.
"Inilah yang disebut puasa, puasanya orang awam. Sekadar menahan diri tidak makan tidak minum, tidak merokok, tidak melakukan hubungan suami istri, ini sering diajarkan pendidikan formal kita," ungkapnya.
Selanjutnya, dia menuturkan ada puasa yang disebut puasa thariqah. Puasa ini berarti menahan seluruh anggota badan secara lahir maupun batin.
"Ini adalah puasa yang dilakukan orang yang sedang berjalan, melakukan perjalanan spiritual untuk menghampiri, untuk menyatu dengan Tuhan. Puasa ini bukan cuma membatasi diri tidak makan, minum, dan berhubungan suami istri. Tapi yang pertama dia membatasi mulutnya berbicara, semakin banyak kita bicara, semakin mengikis pahala kita," ungkapnya.
Selain puasa bicara, puasa thariqah ini dijelaskan puasa mendengar hal negatif, mencium yang tidak penting, membatasi pikiran negatif, dan tidak menampung dendam. Katanya puasa ini mirip dengan puasa umat Hindu sedang melaksanakan ibadah nyepi hari ini.
Hari ini saudara kita beragama Hindu merayakan hari nyepi. Bukan saja berdiam untuk tidak biacara, tapi merasakan mati geni. Jadi miniatur kematian diciptakan oleh saudara beragama Hindu. (dw/*)