Info Investigasi, JAYAPURA – Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring mengunjungi Distrik Kiwirok, Kab. Pegunungan Bintang, Papua, pada Kamis (3/11). Dan bersama Satgas Damai Cartenz serta Koramil Kiwirok melaksanakan patroli guna melihat kondisi terkini distrik tersebut setelah ditinggalkan oleh masyarakat sejak setahun lalu.
Kunjungan Danrem kali ini, atas adanya permintaan dari Pemda Pegunungan Bintang yang ingin mengembalikan masyarakatnya yang sempat keluar dari Distrik Kiwirok akibat konflik pada September 2021 yang mengakibatkan setidaknya kurang lebih 370 masyarakat Kiwirok harus keluar dari distrik tersebut dan saat ini ingin kembali ke kampung halamannya untuk kembali hidup seperti sebelum kerusuhan dan juga merayakan Natal kali ini di kampungnya.
Dari patroli yang dilakukan, tampak fasilitas umum seperti sekolah SD dan SMP Kiwirok berantakan karena sudah lama tidak digunakan, perumahan guru juga terlihat kosong. Demikian juga Bandara Kiwirok terlihat landasan sudah mulai ditumbuhi rerumputan, Puskesmas Dan Bank Papua Kiwirok terlihat habis dilahap api karena terbakar, sedangkan Gereja GIDI Kiwirok terlihat masih berdiri kokoh, perumahan masyarakat terlihat tidak berpenghuni karena sudah lama tidak digunakan.
Di Distrik ini hanya terlihat TNI/Polri yang berjaga dan juga Kelompok Separatis Teroris (KST) Ngalum Kupel pimpinan Lamek Taplo yang dipisahkan dua bebukitan dan dipisahkan aliran sungai serta terlihat saling berjaga satu sama lain.
"Hari ini kita telah tiba di Kiwirok dan kunjungan saya hari ini adalah untuk memberikan semangat moril kepada prajurit saya sekaligus memberikan penekanan kepada mereka terkait tugas yang dilaksanakan dan selain itu saya kesini atas permintaan Bapak Bupati Pegunungan Bintang dimana beliau berharap sekali agar masyarakat Kiwirok yang pada bulan September tahun lalu keluar dari Kiwirok ini," ungkap Danrem kepada awak media yang turut ikut dalam kunjungannya tersebut.
Danrem menceritakan bahwa masyarakat keluar dari Distrik Kiwirok pada September Tahun 2021, saat itu Pos TNI/Polri diserang dan kemudian terjadi pembakaran fasilitas umum seperti Puskesmas Kiwirok, Kantor Bank Papua Perwakilan Distrik Kiwirok, Kantor Distrik Kiwirok, Barak Dokter, Sekolah Dasar Kiwirok, dan Pasar Kiwirok. Bahkan saat itu tenaga medis juga mendapatkan kekerasan hingga 1 orang tewas ditembak dan 4 orang lainnnya luka-luka serta ditambah anggota TNI/Polri yang gugur.
"Paska kejadian tersebut masyarakat ketakutan dan setahun dua bulan masyarakat ini tidak menempati rumah-rumahnya, kita lihat disekitar sini sepi, rumah kosong bahkan sampai rusak karena tidak terawat, pertanian dan ekonomi sama sekali tidak berjalan," tambahnya.
Danrem menambahkan Bupati Pegunungan Bintang mengharapkan harus ada upaya bagaimana bisa agar masyarakat Kiwirok yang ada di Oksibil dan sekitarnya dapat kembali ke Kiwirok kampung halamannya dan merayakan Natal tahun ini di Kiwirok.
"Atas perintah Bapak Pangdam XVII/Cenderawasih, saya berkoordinasi dengan teman-teman Polri dan kami sudah sepakat bagaimana kita kembalikan masyarakat. Tapi kondisi tempat ini juga seperti tidak semudah kita bayangkan," katanya.
Dimana Kiwirok terdiri dari ketinggian yang mengakibatkan pesawat dan helikopter rentan masuk, sementara jalur tranportasi darat sama sekali tidak ada. Bahkan beberapa waktu lalu ungkap Danrem, ada pesawat yang mendorong masuknya logistik yang ditembak kembali dan ini yang membuat penerbangan sipil sampai sekarang belum berani masuk ke Kiwirok.
Oleh sebab itu Danrem menargetkan yang pertama adalah bagaimana mengamankan jalur masuk pesawat sehingga pesawat sipil berani masuk. Karena menurut Danrem jika masyarakat sudah ada di Kiwirok, namun pesawat belum bisa masuk maka bantuan-bantuan dari Pemda tidak akan dapat disalurkan dan pembangunan akan terhambat.
Sementara itu terkait mengenai masih adanya KST yang mengganggu keamanan di Kiwirok, Danrem menghimbau Kelompok Lamek Taplo untuk mendukung rencana pemulangan masyarakat Kiwirok tersebut.
"Saya Danrem 172/PWY JO Sembiring kepada saudara saya Lamek Taplo menghimbau mari sama-sama membantu masyarakat Kiwirok dan jaga masyarakat kita. Kasian ini masyarakat yang sudah setahun lebih tidak melihat rumahnya, kampungnya, kebunnya dan mereka ini ingin maju dan kembali ke Kiwirok. Oleh karena itu saya menghimbau kepada saudara saya Lamek Taplo dan teman-temannya untuk mendukung pembangunan di Kiwirok ini," katanya.
Ia juga meminta untuk menghentikan kekerasan dan semoga pada bulan Desember ini warga Kiwirok yang keluar agar dapat merayakan Natal Tahun ini di Kiwirok bersama dan merasakan damai Natal.
"Tahun depan kita ada rencana untuk membangun di Kiwirok dan Bupati sendiri berkomitmen membangun Distrik ini," bebernya.
Mengenai jumlah masyarakat Kiwirok yang ingin kembali menurutnya berjumlah sekitar kurang lebih 370 orang yang tidak hanya di Distrik Oksibil namun tersebar di beberapa distrik lainnya.
"Data dari Polri yang ingin kembali dulu itu 50 masyarakat dan kita akan lihat perkembangannya dan yang ingin kita pastikan adalah bagaimana masyarakat merasa aman dulu di Distrik ini. TNI/Polri siap menjaga warga di Kiwirok ini. Saya minta juga Lamek Taplo jangan menembaki pesawat komersil karena ini menunjukkan di dunia Internasional bahwa kita ini tidak bermartabat dan ini bisa menjadi insiden," tegasnya.
Danrem juga memastikan bahwa saat ini tidak ada lagi tenaga medis, guru dan masyarakat dan semua keluar.
Sementara itu, Bupati Pegunungan Bintang, Spei Bidana mengatakan mendukung penuh pemulangan masyarakat Kiwirok yang keluar pasca September 2021 lalu dan berharap Kiwirok dapat kembali aman dan dibangun.
Bupati meminta pihak keamanan TNI-Polri menjamin keamanan Kiwirok dan memastikan pesawat komersil bisa masuk sehingga bantuan dan pembangunan akan bisa dilakukan.
“Jika TNI-Polri pastikan keamanan dan pesawat komersil bisa masuk maka masyarakat akan kembali yakni terlebih dahulu kepala kampung dan pemuda dan selanjutnya masyarakat umum,” ungkapnya.
Selain itu Bupati juga meminta dukungan Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Pusat untuk mendukung upaya Pemda Pegunungan Bintang untuk mengembalikan keadaan Kiwirok dan melakukan pembangunan di Kiwirok.
“Setelah keamanan terjamin maka kita secara perlahan akan kembalikan masyarakat, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan dan pelayanan pemerintahan secara bertahap dan kami harap ada juga dukungan dari pemerintah Papua dan Pemerintah Pusat,” pungkasnya. (Marsudi)